Sistem
Informasi Manufaktur
Dosen Pengampu :
Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak
Nama Kelompok :
1. Ningrum Dian
Santika
(1510109253)
2. Nadiaz
Piscestalia (1510109342)
3. Sukma Ayu
Mahardika (1510109534)
4. Dia Putri Setiawati
(1510109538)
5. Nadia Athiqotul Amalia R. (1510109739)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya
2016/2017
SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR
1.1 Sistem Informasi
Manufaktur
A.
Pengertian
Sistem Informasi
Manufaktur adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi
yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang dan jasa.
B.
Komputer dalam
Manufaktur
a. Elemen dalam Sistem
Produksi Fisik
Elemen ini terdiri
dari tiga bagian yaitu:
1. Computer Aided Design
(CAD)
Computer Aided Design
(CAD) yang semakin sering disebut Computer Aided Engeneering (CAE) melibatkan
pengguna komputer untuk membantu
rancangan produk yang akan dimanufaktur oleh CAD. CAD kemudian digunakan untuk
merancang segala sesuatu dari struktur rumus seperti bangunan dan jembatan
hingga bagian-bagian kecil.
2. Computer Aided
Manufaktuiring (CAM)
Computer Aided
Manufakturing (CAM) penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi
khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari rancangan data base.
3. Robotik
Penerapan komputer
yang lain dalam pabrik adalah robotik. Elemen ini melibatkan penggunaan robot
industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam
proses manufaktur.
b. Sistem Konseptual
Sistem ini terdiri dari
3 bagian:
1. Sistem Titik Pemesanan
Kembali
Pendekatan
yang paling sederhana adalah pendekatan relatif yaitu menunggu hingga saldo
satu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.
Rumus
titik pemesanan kembali. Manajer manufaktur tidak perlu menebak dan menentukan
ROP, terdapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
R
= LU + S
Dimana
R :
titik pemesanan kembali
L :
lead time pemasok
U :
tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual per hari)
S :
tingkat safety stock (dalam unit)
2.
Material Requirment Planing
Pada
awal 1960-an Joseph Orlicky dari J.I. Case company membuat suatu pendekatan
baru untuk manajemen material yang disebut perencanaan kebutuhan bahan baku
(material Requirements planing -MRP). MRP adalah suatu strateg material proaktif.
ü Sistem
penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead
time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
ü Sistem
material requrements planing menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto
menjadi kebutuhan netto.
ü Menetukan
berapa banyak berapa material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit
yang diinginkan.Sistem material requrements planing.
ü Bekerja
berhubungan dengan sistem perencanaan kebutuhan kapasitas untuk memastikan
bahwa produksi terjadwal sesuai dengan kapasitas pabrik.
Sistem pelepasan pesanan Oliver
Wight dan george plossl konsultan yang diakui mengembangkan konsep MRP diluar
area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan hasilnya disebut MRP
II dan kepanjangan huruf-huruf tersebut telah dirubah menjadi Manufakturing
resource planing.
Perusahaan dapat mengharapkan manfaat satu atau dalam beberapa area.
Perusahaan dapat mengharapkan manfaat satu atau dalam beberapa area.
1.
Pengguna sumber daya yang efisien
2.
Perencanaan prioritas yang lebih baik
3.
Pelayanan pelanggan yang meningkat
4.
Informasi manajemen yang lebih baik
3. Just in Time
Sistem produksi tepat
waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi
modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan
pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Berikut ini beberapa
fungsi dari JIT (Just In Time) :
1. Arus
material lebih cepat
2. Ukuran
lebih kecil
3. Waktu
4. Membandingkan
JIT dengan pengolahan online dan MRP dengan batch
5. Kanban
menarik perhatian, sebaliknya MRP mendorongnya
6. Komputer
tidak ditekankan
C.
Model
Sistem Informasi Manufakturing
Sistem Informasi
Manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM)
secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses
produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan
mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang
terjadi
1.2
Manufakturing
Intelligence
Sistem Informasi Manufaktur (SIM) termasuk dalam kerangka kerja
Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIM lebih menekankan
kepada informasi-informasi yang terkait dengan proses produksi yang terjadi
dalam sebuah produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi,
dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
1.
Input
Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data
eksternal, data internal merupakan data intern system keseluruhan yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini
meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya. Data Eksternal perusahaan merupakan data yang
berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan
data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok
(supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.
2.
Sub
Sistem Input
Sub sistem input terdiri dari:
a.
Sistem
informasi akutansi
Sistem informasi
akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data
lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya. Tugas pengumpulkan data yang menjelaskan operasi
produksi paling dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data.
Pegawai produksi memasukan data kedalam terminal dengan mengunakan kombinasi
media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media tersebut peling sering
berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca secara optis. Media lain
meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik
dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca
data tersebut dditrnsmisikan kekomputer pusat untuk memperbaharui data base.
b. Sub Sistem Industrial Engineering
Industrial Engineering (IE) merupakan analisis
sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat
saran-saran perbaikan. Bagian penting IE melibatkan pengaturan standart
produksi suatu unsur penting dalam menerapkan managemant by exception diarea
manufaktur.
c.
Sub
Sistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur membuat manajemen
manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber
pekerja, material dan mesin.
3. Sub Sistem Output
Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil
pengolahan data yang dapat dibagi menjadi :
a.
Sub
Sistem Produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan
proses yang terjadi disetiap divisi kerja.
b.
Sub
Sistem Persediaan
Subsistem persediaan memberikan jumlah stok,
biaya holding, safety stock, dan lain‐lain berdasarkan hasil
pengolahan data dari input.
c. Sub Sistem Kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan
kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier.
d.
Sub
Sistem Biaya
Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah
mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
ü Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai
presentase biayatahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan,
pajak dan asuransi
ü Biaya Pembelian
Mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biayatelp, biaya sekretaris, biaya
formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
1.3
Bagaimana
Manajer Menggunakan Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun
dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif
perusahaan, manajer di area manufaktur dan juga manajer di area lain. Manajer
dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output lain. Pemasar tertarik
pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena
factor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki
perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan
investasi persediaan, dan pada subsistem produksi, karena digunakan untuk
membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik. Titik
penting yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa sistem informasi manufaktur
menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar