Selasa, 29 November 2016

Sistem Informasi Manufaktur


Sistem Informasi Manufaktur


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRWUGvBJhZYtKmfEwkhgMcAzXoRJ3Evz6HNvgDPOS8EJSFuNGhOKJ7sOPQ

Dosen Pengampu :
Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak



Nama Kelompok :
1.     Ningrum Dian Santika                              (1510109253)
2.     Nadiaz Piscestalia                                     (1510109342)
3.     Sukma Ayu Mahardika                             (1510109534)
4.     Dia Putri Setiawati                                    (1510109538)
5.     Nadia Athiqotul Amalia R.                        (1510109739)






Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya
2016/2017



SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR



1.1   Sistem Informasi Manufaktur

A.    Pengertian
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang dan jasa.

B.     Komputer dalam Manufaktur
a.       Elemen dalam Sistem Produksi Fisik
Elemen ini terdiri dari tiga bagian yaitu:

1.      Computer Aided Design (CAD)
Computer Aided Design (CAD) yang semakin sering disebut Computer Aided Engeneering (CAE) melibatkan pengguna komputer  untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur oleh CAD. CAD kemudian digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumus seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil.

2.      Computer Aided Manufaktuiring (CAM)
Computer Aided Manufakturing (CAM) penerapan komputer dalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari rancangan data base.

3.      Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik. Elemen ini melibatkan penggunaan robot industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur.


b.      Sistem Konseptual
Sistem ini terdiri dari 3 bagian:

1.      Sistem Titik Pemesanan Kembali
Pendekatan yang paling sederhana adalah pendekatan relatif yaitu menunggu hingga saldo satu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.
Rumus titik pemesanan kembali. Manajer manufaktur tidak perlu menebak dan menentukan ROP, terdapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
R =      LU       +          S         
                              Dimana
R   : titik pemesanan  kembali
L    : lead time pemasok
U   : tingkat pemakaian ( jumlah unit yang digunakan atau terjual per hari)
S    : tingkat safety stock (dalam unit)

2.      Material Requirment Planing
Pada awal 1960-an Joseph Orlicky dari J.I. Case company membuat suatu pendekatan baru untuk manajemen material yang disebut perencanaan kebutuhan bahan baku (material Requirements planing -MRP). MRP adalah suatu strateg material proaktif.
ü  Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang.
ü  Sistem material requrements planing menguraikan tagihan material. Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.

ü  Menetukan berapa banyak berapa material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan.Sistem material requrements    planing.

ü  Bekerja berhubungan dengan sistem perencanaan kebutuhan kapasitas untuk memastikan bahwa produksi terjadwal sesuai dengan          kapasitas          pabrik.

Sistem pelepasan pesanan Oliver Wight dan george plossl konsultan yang diakui mengembangkan konsep MRP diluar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan hasilnya disebut MRP II dan kepanjangan huruf-huruf tersebut telah dirubah menjadi Manufakturing resource planing.
Perusahaan dapat mengharapkan manfaat satu atau dalam beberapa area.
1.      Pengguna sumber daya yang efisien
2.      Perencanaan prioritas yang lebih baik
3.      Pelayanan pelanggan yang meningkat
4.      Informasi manajemen yang lebih baik

3.       Just in Time
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Berikut ini beberapa fungsi dari JIT (Just In Time) :
1.      Arus material lebih cepat
2.      Ukuran lebih kecil
3.      Waktu
4.      Membandingkan JIT dengan pengolahan online dan MRP dengan batch
5.      Kanban menarik perhatian, sebaliknya MRP mendorongnya
6.      Komputer tidak ditekankan


C.    Model Sistem Informasi Manufakturing
Sistem Informasi Manufaktur termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi

1.2   Manufakturing Intelligence
 Sistem Informasi Manufaktur (SIM) termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIM lebih menekankan kepada informasi-informasi yang terkait dengan proses produksi yang terjadi dalam sebuah produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

       1.      Input Data/Informasi
      Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern system keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya. Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll.

        2.      Sub Sistem Input
             Sub sistem input terdiri dari:

a.      Sistem informasi akutansi

Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya. Tugas pengumpulkan data yang menjelaskan operasi produksi paling dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi memasukan data kedalam terminal dengan mengunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media tersebut peling sering berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca secara optis. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut dditrnsmisikan kekomputer pusat untuk memperbaharui data base.

b.      Sub Sistem Industrial Engineering

 Industrial Engineering (IE) merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Bagian penting IE melibatkan pengaturan standart produksi suatu unsur penting dalam menerapkan managemant by exception diarea manufaktur.

c.    Sub Sistem Intelijen Manufaktur
  
               Subsistem intelijen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.

3.      Sub Sistem Output
        Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi menjadi :

a.       Sub Sistem Produksi
                Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja.

b.      Sub Sistem Persediaan
Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock, dan lainlain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.

c.       Sub Sistem Kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier.

d.               Sub Sistem Biaya
Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :

ü  Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan / biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biayatahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi

ü  Biaya Pembelian
Mencakup biayabiaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biayatelp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.





1.3   Bagaimana Manajer Menggunakan Informasi Manufaktur

   
        Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer di area manufaktur dan juga manajer di area lain. Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output lain. Pemasar tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena factor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan, karena digunakan dalam menentukan investasi persediaan, dan pada subsistem produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik. Titik penting yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa sistem informasi manufaktur menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar