Senin, 24 Oktober 2016

E- business Vs E-commerce

Tugas Sistem Informasi Manajemen


Hasil gambar untuk logo stiesia


Dosen Pengampu :
Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak


Nama Kelompok :
1.     Ningrum Dian Santika                             (1510109753)
2.     Nadiaz Piscestalia                                     (1510109342)
3.     Sukma Ayu Mahardika                            (1510109534)
4.     Dia Putri Setiawati                                    (1510109538)
5.     Nadia Athiqotul Amalia R.                       (1510109739)


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya
2016/2017


E-Business System Vs E-Commerce

6.1       MODEL BISNIS (B2B, B2C, B2G)
1)        B2B ( Bussines to Bussines )
B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau obyek bisnis yang satu ke obyek bisnis lainnya, dapat disimpulkan B2B adalah :
a)      Disebut juga transaksi antar perusahaan
b)      Transaksinya menggunakan EDI dan email untuk pembelian barang dan jasa, informasi & konsultasi
c)      Digunakan untuk pengiriman dan permintaan proposal bisnis.

*EDI - singkatan dari Electronic Data Interchange sebenarnya adalah sebuah metode pertukaran dokumen bisnis antar aplikasi komputer - antar perusahaan/instansi secara elektronis dengan menggunakan format standar yang telah disepakati.

2)        B2C (Bussines to Consument )
B2C adalah kegiatan E-businesses dalam pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Dengan penjualan langsung di internet dan pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen karena biaya sudah tercantum. kelebihan dari B2c adalah sebagai berikut :
a)      Disebut dengan transaksi pasar
b)      Konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui publikasi
c)      Membeli dengan electronic cash & sistem secure payment
d)     Meminta agar barang dikirimkan

3)        B2G (Business to Governance)
B2G adalah pemakaian aplikasi internet pada lingkungan pemerintahan yang dikenal dengan e-government. kegagalan e-government di sejumlah negara yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: ketidaksiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana teknologi informasi, serta kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang terlibat            langsung.
B2G (Business to Governance) adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat. Semua organisasi pemerintahan akan terpengaruh oleh perkembangan e-government ini. E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan, yaitu:
a)        Tingkat pertama adalah pemerintah mempublikasikan informasi melalui website.
b)        Tingkat kedua adalah interaksi antara masyarakat dan kantor pemerintahan melaui e-mail.
c)        Tingkat ketiga adalah masyarakat pengguna dapat melakukan transaksi dengan kantor pemerintahan secara timbal balik.
d)       Level terakhir adalah integrasi di seluruh kantor pemerintahan, di mana masyarakat dapat melakukan transaksi dengan seluruh kantor pemerintahan yang telah mempunyai pemakaian data base bersama.


6.2       INTERNET DAN E-COMMERCE
Internet (interconnected computer networks) bisa didefinisikan sebagai network komputer tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia, di mana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam informasi serta fasilitas layanan internet browsing atau surfing. Internet juga merupakan sistem global jaringan komputer yang berhubungan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan jaringan pribadi, umum, akademik, bisnis, dan jaringan pemerintah dari lokal ke lingkungan global, yang dihubungkan oleh sebuah kode array yang luas dari teknologi jaringan elektronik, nirkabel, dan optik. Internet juga dapat didefinisikan sebagai interkoneksi seluruh dunia komputer dan jaringan komputer yang memfasilitasi sharing atau pertukaran informasi di antara pengguna. Dengan manfaat sebagai berikut :
a)      BrowsingWeb/Blog
b)      membaca berita
c)      mendpaatkan software
d)     melihat video, tv
e)      main game online
f)       chatting/social Network
g)      berkirim pesan(E-Mail)
h)      promosi/Iklan produk

E-commerce adalah suatu cara belanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memenfaatkan fasilitas internet. Pandangan yang lebih populer, e-commerce adalah penggunaan internet dan komputer dengan browser Web untuk membeli dan menjual produk (barang atau jasa).
Definisi lain yang lebih detailnya lagi, bahwa e-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks) yaitu internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and delivery”.
Dengan e-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan perdagangan, apalagi perdagangan internasional.





6.3PERKEMBANGAN E-COMMERCE DI INDONESIA DAN INTERNASIONAL

        a)      Berkembangnya E-Commerce di Internasional
Perkembangan new media dalam satu dekade terakhir mengalami kemajuan di seluruh dunia. Seiring pesatnya penggunaan new media, praktek e-commerce pun semakin meningkat. Hal ini memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ekonomi negara-negara, baik makro maupun mikro. Untuk menunjangnya, diperlukan sebuah perangkat yang mengatur masalah pemanfaatan teknologi informasi dalam perniagaan secara lebih mendalam. Komisi Perdagangan Internasional PBB telah merumuskan suatu model kebijakan mengenai e-commerce yang kemudian diratifikasi oleh segenap negara anggota-anggotanya. Trend perdagangan melalui media elektronik pun turut masuk ke dalam pembahasan pada lingkup regional. Pada November 1999, organisasi kawasan Asia Tenggara menyepakati e-ASEAN Task Force 3, yakni sebuah badan pengawas yang terdiri atas perwakilan pihak pemerintah dan swasta dari sepuluh negara anggota. Diantara tujuan dibentuknya e-ASEAN Task Force tersebut ialah untuk mendukung kemunculan e-commerce berupa usaha dot-com, dan proyek-proyek yang menopangnya, seperti e-enterpreneurship seminar, ASEAN School Network, jaringan perdagangan regional, portal ASEAN World Master, serta program pertukaran bisnis/industri (Orbeta, 2002:133).
Negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia telah memiliki formulasi kebijakan tersendiri yang mengatur transaksi melalui media elektronik. Diantara negara-negara tersebut, Singapura sebagai negara maju di Asia Tenggara memiliki visi untuk menjadi pusat E-commerce Internasional (International Electronic Commerce Hub), yakni negara dimana seluruh transaksi perdagangan elektronik regional maupun internasional diproses. Tak heran bahwa Singapura memiliki perangkat regulasi mengenai kegiatan e-commerce yang lengkap dan memadai.

        b)     Perkembangan e-commerce di Indonesia
Sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online. Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah  membuat Perkembangan e-commerce di Indonesia. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/,  dan Commerce Net Indonesia – yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net. Lembaga- lembaga di Indonesia seperti PT Telkom dan Bank internasional Indonesia beserta pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel telah melakukan kerja sama dalam melakukan pengembangan e commerce di indonesia. 

·      Tujuan aplikasi e-commerce adalah :
1.      Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet menggunakan web browser.
2.      Menjadikan portal e-commerce tidak sekedar untuk belanja, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas, membangun kerja sama antar komunitas dan sebagai pusat informasi
3.      Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, responsif (respon yang cepat dan ramah), informatif dan komunikatif,
4.      Informasi yang up to date

·      Manfaat e-commerce bagi masyarakat:
1.      Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah  dan tidak banyak keluar untuk berbelanja
2.      Electronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih murah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak barang
3.      Electronic commerce memungkinkan orang di seluruh penjuru dunia untuk menikmati aneka produk dan jasa yang sulit mereka dapatkan tanpa E-commerce.

·      Keuntungan yang diperoleh e-commerce:
1.      Akses kepada pasar yang lebih luas dan pelanggan baru yang lebih banyak.
2.      Pelanggan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara on-line.
3.      Dengan menggunekan internet, layanan kepada pelanggan tidak dibatasi jarak dan waktu.
4.      Penghematan berbagai macam biaya antara lain transportasi, komunikasi, telepon, fax, dll.

6.4PENGERTIAN E-BUSINESS VS E-COMMERCE
a)      Pengertian e-Business
Pengertian e-business atau definisi e-business adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dilakukan dengan menggunakan teknologi elektronik. E-business memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. E-business juga banyak dipakai untuk berhubungan dengan suplier dan mitra bisnis perusahaan, serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.
E-business berkaitan secara menyeluruh dengan proses bisnis termasuk value chain: pembelian secara elektronik (electronic purchasing), manajemen rantai suplai (supply chain management), pemrosesan order elektronik, penanganan dan pelayanan kepada pelanggan, dan kerja sama dengan mitra bisnis. E-business memberi kemungkinan untuk pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web, Internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.

b)     Pengertian E-Commerce
Pengertian e-commerce atau definisi e-commerce adalah kegiatan komersial dengan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Kegiatan e-commerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

c)      Perbedaan antara e-Business dan e-Commerce
Perbedaan yang mendasar antara e-commerce dan e-business adalah bahwa tujuan e-commerce memang benar-benar money oriented (berorientasi pada perolehan uang), sedangkan e-business berorientasi pada kepentingan jangka panjang yang sifatnya abstrak seperti kepercayaan konsumen, pelayanan terhadap konsumen, peraturan kerja, relasi antar mitra bisnis, dan penanganan masalah sosial lainnya. Selain perbedaan seperti yang telah disebutkan, e-commerce dan e-business juga memiliki kesamaan tujuan utama yaitu memajukan perusahaan yang lebih besar dari sebelumnya. E-commerce dan e-business merupakan terobosan yang dapat mendongkrak penjualan melalui online marketing dan sebagai sarana mempromosikan produk melalui media internet

6.5MANFAAT E-BUSINESS
Manfaat yang didapat atau manfaat dari e business itu sebagai berikut :
1.      Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok.
2.      Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas (paperbased information).
3.      Memungkinkan perusahaan untuk menerapkan mass customization terhadap produk dan jasanya.
4.      Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
5.      Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis.
6.      Menekan biaya telekomunikasi.
7.      Manfaat-manfaat lainnya, seperti citra yang lebih baik, layanan pelanggan yang lebih bagus, proses yang lebih sederhana, mitra bisnis yang baru, waktu siklus dan pengiriman yang lebih singkat, akses terhadap informasi yang lebih luas, biaya transportasi yang lebih murah, dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
8.      Fenomena jejaring (internet working) memaksa perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra bisnis untuk dapat menawarkan produk atau jasa secara kompetitif, sehingga kontrol kualitas, harga, dan kecepatan penciptaan sebuah roduk atau jasa kerap sangat ditentukan oleh faktorfaktor luar yang tidak berada di dalam kontrol perusahaan.
9.      Pembeli atau customer dapat dengan mudah melihat barang yang di produksi perusahaan tersebut melalui internet, sehingga tidak repot harus ke tempat hanya untuk melihat barang.

6.6   SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Banyak literatur yang mendefinisikan istilah sistem informasi secara berbeda-beda. Jikadilihat darisejarahnya istilah informasi muncul pada awal abad 20. Pada awal munculnya istilah sistem informasi tersebut, sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima input, melakukan proses, dan kemudian menghasilkan suatu output  berupa informasi. Pada awalnya, istilah sistem informasi tidak ada kaitannya sama sekali dengan teknologi informasi.
Tetapi saat ini, sistem informasi sudah menjadi bagian yang hampir tidak terpisahkan dari teknologi informasi. Saat ini, suatu sistem informasi yang tidak memanfaatkan teknologi informasi sering dilihat telah ketinggalan jaman.
Untuk suatu organisasi, sistem informasi biasanya digunakan untuk membantu bisnis/usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Menurut Michael Porter, sebuah organisasi adalah kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan, dan memberikan dukungan layanan terhadap produk yang mereka miliki.
Jadi pada intinya, sebuah sistem informasi pada organisasi adalah sebuah sistem yang menerima input, melakukan proses, dan mengeluarkan output  berupa informasi untuk mendukung bisnis organisasi dengan maupun tanpa dukungan teknologi informasi.

Hubungan Sistem Informasi dan E-Business 
            Salah satu alasan penting kemunculan istilah e-business meskipun sebenarnya telah ada istilah sistem informsi, tetapi bukan yang paling utama, adalah branding. Istilah baru tersebut akan lebih mempermudah para vendor menjual produk mereka, khususnya IBM, dimana Lou Gerstner, yaitu seorang CEO perusahaan IBM yang menjadi pelopor dalam mempopulerkan istilah e-business.
E-business dan sistem informasi sebenarnya mempunyai makna yang saling beririsan. Hal inilah yang sering menimbukan kerancuan dan kesalahan dalam penggunaan istilah-istilah tersebut.
Sistem informasi dan e-business mempunyai kesamaan makna yaitu sebagai aplikasi yang mendukung proses bisnis suatu organisasi. Tetapi e-business mempunyai batasan yang lebih spesifiik karena e-business terkait dengan penggunaan jaringan komputer (internet) dan biasanya menghubungkan konsumen, rekan kerja dan supplier


6.7   TANTANGAN PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI E-BUSINESS
Untuk membuat strategi yang efektif, perusahaan harus dapat mengenali trend (kecenderungan) yang terjadi dengan cepat. Dalam mengenali trend dibutuhkan kemampuan seorang manajer untuk mempelajari, memahami dan mengambil keuntungan dari perubahan temporer yang sedang terjadi. Hal ini memberikan seorang manajer lahan baru untuk dijelajahi dan hanya manajer yang dapat mengenali trend yang dapat menguasainya.
Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Sebagai contoh, Sam Walton, founder dari Wal-Mart, melihat meningkatnya trend self-service pada tahun 1960-an dan memanfaatkan hal tersebut sebelum yang lainnya. Pelanggan menginginkan pelayanan sendiri agar dapat membeli barang dengan harga rendah. Sebagai hasilnya, Wal-Mart mendapat kontribusi market share yang signifikan. Di saat yang sama, kurangnya tenaga kerja pada industri membuat toko-toko retail (kelontong) sulit mendapat dan mempertahankan pegawai yang baik. Pelayanan yang kurang memuaskan dan minimnya pengetahuan produk dari pegawai retail mempercepat trend self-service pada konsumen.
Pada saat sekarang, teknologi telah menggeser kekuatan ke konsumen. e-Commerce telah merubah saluran yang sebelumnya digunakan oleh konsumen dan bisnis untuk membeli dan menjual barang dan jasa. Electronic channel atau e-channel menyediakan saluran kepada penjual untuk berinteraksi dengan konsumen global, kemampuan untuk beroperasi dengan infrastruktur minimal, mengurangi biaya pengeluaran tambahan, dan skala ekonomi yang lebih besar; konsumen, lebih luas dalam pilihan, kenyamanan, dan harga yang bersaing.
Manajer yang cerdas harus mampu mengenali trend sebelum trend menjadi mainstream. Karena dibutuhkan bertahun-tahun untuk mengendalikan perusahaan besar ke arah yang baru, manajer harus mampu mengenali hambatan yang ada jika tidak menghendaki perusahaannya hancur. Pengenalan trend sekarang telah menjadi ”sebuah rencana atau yang direncanakan.” Tantangan Pembangunan Sistem Informasi E-Business:
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengelola perusahaan yaitu :
1.      Tantangan strategi bisnis
Ketangguhan sistem informasi e-Business terletak pada bagaimana perusahaan merumuskan dan menuangkan strategi bisnisnya yang handal dalam sistem tersebut misalnya strategi harga, strategi produk, strategi teknologi dan sebagainya.

2.      Tantangan globalisasi
Perusahaan-perusahaan lokal yang ingin berlaga di pasar global harus memahami seluk beluk bisnis dalam lingkungan ekonomi global. Lingkup pasar berubah menjadi lebih luas. Perbedaan platform seperti bahasa, budaya, politik, harga, perilaku konsumen, kebijakan pemerintah dan sebagainya dapat menjadi masalah dan ancaman kerugian.

3.      Tantangan arsitektur informasi
Keputusan perusahaan untuk mengembangkan sebuah arsitektur informasi yang baru guna mendukung tujuan bisnisnya.

4.      Tantangan investasi
Perusahaan harus mampu merumuskan visi dan anggaran untuk berinvestasi teknologi informasi dengan skala yang luas. Hal ini sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang serius

5.      Tantangan kemampuan untuk merespon dan mengontrol
Perusahaan tertantang untuk merancang sistem-sistem yang mudah dipahami dan dikontrol agar sistem informasi yang dibentuk mampu memberikan respon yang cepat dan tepat.
6.      Tantangan operasional
Kemampuan suatu perusahaan untuk memelihara informasi yang disajikan dalam situs web. Perusahaan juga dihadapkan pada persoalan keamanan data yang di-share dalam jaringan global tersebut karena banyak hacker dan cracker yang berlalu lalang.
7.      Tantangan komunikasi
Kemampuan untuk mengkomunikasikan rencana induk pengembangan system kepada sumber daya manusia agar mereka dapat memahami, menerima dan mau menggunakan secara optimal.





6.8SIKLUS PEMBANGUNAN DALAM MEMBANGUN E-BUSINESS (PLANNING, ANALYSIS, DESIGN, IMPLEMENTATION, EVALUATION, MAINTAINING) DAN KEGAGALAN DALAM E-BUSINESS
                                                 
Terdapat beberapa metode didalam membangun sebuah Sistem Informasi e-Bisnis seperti Metode daur hidup (life cycle), prototype, dan metode spiral. Dari ketiga macam metode tersebut, metode daur hidup cocok untuk pembangunan sistem e-business, karena memiliki beberapa beberapa karakteristik yaitu proses dilakukan selangkah demi selangkah yang disertai dengan proses doumentasi yang rapi.
Metode daur hdup terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu tahap perencanaan, analisis, perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan, dan pemeliharaan. Pada setiap tahapan dilakukan proses pendokumentasian atas segala yang telah dilakukan atau disepakati.

1.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini diawali dengan pembuatan dan penyampaian proposal Teknologi Informasi yang memuat hal-hal pokok yang menjadi prioritas-prioritas e-bisnis.  Diikuti dengan tahapan pemaparan kasus e-bisnis untuk perkembangan bissnis atau Investasi Teknologi Informasi (TI). Tahap akhirnya adalah penyampaian rencana aplikasi e-bisnis dalam bentuk pengembangannya dan penyebarannya.

2.      Tahap Analisis
Dalam tahap analisis ini, pengembang sistem harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek penting yang  sangat berpengaruh didalam membangun Sistem informasi e-bisnis ini seperti :
a)      Kelayakan teknis
b)      Pengembailan ekonomis
c)      Pengembalian non ekonomis
d)     Hukum dan etika
e)      Operasional
f)       Jadwal

3.      Tahap Perancangan
Dalam merancangan sebuah Sistem Informasi  e-Business harus memperhatikan  kebutuhan perusahaan e-business ,  Kebutuhan operator,     Kebutuhan pemakai  dan Kebutuhan teknis .

4.      Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan  rancangan yang telah disusun sebelumnya agar dapat diwujudnyatakan  Implementasi untuk prosedur di dalam teknologi komputer akan menggunakan bahasa computer
Sementara itu, untuk proses yang terdapat di luar sistem komputer, disusunlah sebuah konvensi atau perjanjian atau tata tertib, agar setiap orang yang terlibat dapat mengikuti alur yang telah ditetapkan. Untuk merealisasikan sistem pada tahap pemaparan ini, ditempuh beberapa metode, antara lain, penggunaan paket aplikasi, pengembangan oleh staf sendiri (insourcing), dan pengembangnan yang dilakukan dengan kerjasama dari pihak luar seperti konsultan atau software house (outsourcing)

5.      Tahap Evolusi
Pada tahap ini, dilakukan uji coba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar. Karakteristik yang ditetapkan, dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung didalamnya. Disamping memperhatikan metode yang akan digunakan dalam membangun sebuah sistem Informasi e-Bisnis, kita juga harus memperhatikan tahapan-tahapan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dari Sistem Informasi e-Bisnis yang dibangun nantinya, seperti tahapan mendayagunakan komputer personal, jaringan komputer dan internet seoptimal mungkin, membangun halaman web untuk jalinan komunikasi antara Perusahaan dengan konsumen secara  efektif dan fleksibel, membangun Sistem Informasi e-Bisnis yang efektif serta Mengembangkan Sistem Informasi yang bersifat inter platform.

6.      Tahap Maintaining (Tahap Penggunaan dan Pemeliharaan)
Pada tahap ini, sistem yang telah diuji coba dan dinyatakan lolos dapat mulai digunakan untuk mengenal proses e-Business yang sesungguhnya.
     Pemeliharaan sistem secara rutin dapat meliputi penataan ulang database, membackup, dan scaning virus. Sementara itu, pemeliharaa juga termasuk melakukan penyesuaian-penyesuaian untuk menjaga kemuktahiran sistem, atau pembetulan atas kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan belum diketahui sebelumnya.


·         Peran  Sistem Informasi Dalam e-Bisnis
a)      Sistem Informasi Mendukung Operasi Bisnis . Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistim informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi  penting, maka kemampuan Sistim Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting .
b)      Sistem Informasi Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial. Sistim informasi  dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
c)      Sistem Informasi Mendukung Keunggulan Strategis. Sistim informasi yang dirancanguntuk membantu pencapaian sasaran   strategis perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing  di pasar
d)     Sistem informasi membantu Meningkatkan pelayanan secara global/menyeluruh antara lain Mampu meningkatkan persaingan bisnis secara global (melakukan pengelolaan dan pengawasan pasar global seperti : 1. pengawasan tingkat pelayanan dan tingkat biaya,  pelayanan penyebaran informasi dengan menggunakan global network. 2. perencanaan strategi peruahaan dan kebijakan (mengetahui selera konsumen, peluang pasar di tempat lain. 3. pengambilan keputusan untuk pengembangan produk dan ekspansi (dgn adanya strategi perusahaan maka akan bisa mengembangkan produk dan mapu bersaing di pasar global dan terbetnuk kelompok kerja yang meluas dn membentuk sistem delivery yang luas)

·         Evolusi Peran Sistem/teknologi  Informasi
Peranan Sistem/Teknologi Informasi mengalami evolusi (perubahan secara bertahap) .  Pada saat ini teknologi Informasi sudah mengalami perubahan yang signifikan, seperti :
a)      Tersedianya jaringan info global , untuk menyalurkan berbagai format info (Multimedia)
b)      Tersedianya berbagai macam perangkat keras dan lunak, untuk mengolah, menyimpan dan mengirim berbagai info.
c)      Tersedianya berbagai perangkat keras untuk melakukan ternsformasi media yang digunakan

·         Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu proses Sistem Informasi e-Business
Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu proses Sistem Informasi e-Bisnis  tidak terlepas dari setiap tahapan proses pembuatan Sistem Informasi e-Bisnis itu sendiri. Disamping itu faktor-faktor berikut  juga sering menyebabkan kegagalan sebuah proses e-bisnis :
1.        Sering  orang memandang SI e-Business adalah paling utama dan penting, sementara melupakan komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan kepada konsumen
2.        Antar-muka SI e-Business sering kurang interaktif, kurang komunikatif dan kurang mudah digunakan oleh konsumen, karena antar muka sering dibangun berdasarkan selera pembuatnya

3.        Perubahan cara pandang, pola berbisnis, dan sistim dari                tradisonal dan lokal menjadi moderen dan global;                 perusahaan dan pebisnis membutuhkan waktu untuk    beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar